Tuesday, April 04, 2006

Renungan Mengenai Sangkar Burung

Suatu masa, ada seorang pria bernama George Thomas, seorang pastur di
sebuah kota kecil di New England. Pada suatu Minggu
pagi,hari Paskah, ia
tiba di gereja dengan membawa sangkar burung yg
sudah karatan dan
penyok-penyok, dan meletakannya di altar.
Orang-orang pada keheranan
dan, seolah-olah menangkap rasa penasaran
orang-orang, Pastur Thomas
mulai bicara....

"Saya sedang berjalan-jalan sekeliling kota kemarin
dan melihat seorang
anak laki-laki berjalan mendekati saya sambil
mengayun-ayunkan sangkar
burung ini. Di dasar sangkar ada tiga burung kecil
dan liar,menggigil
karena kedinginan dan ketakutan. Saya stop anak
laki-laki itu dan saya
tanyakan,

"Ada apa di sangkar itu, nak ?"
"Hanya beberapa burung biasa" jawabnya.
"Apa yg akan kau lakukan pada mereka ?" tanya saya.
"Bawa pulang ke rumah dan menggoda mereka,"
jawabnya.

"Saya akan menggoda mereka dan mencabuti bulu-bulu
mereka supaya mereka
saling berkelahi. Saya pasti akan menikmati saat
itu."
"Tapi kamu nanti akan jadi bosan dengan
burung-burung itu cepat atau
lambat. Lantas apa yang akan kamu kerjakan ?"
"Oh, saya kan punya beberapa kucing," kata anak
laki-laki itu.
"Mereka senang burung. Saya akan berikan
burung-burung ini pada
kucing-Kucing itu"

Pastur terdiam untuk beberapa saat. "Berapa yang
kamu inginkan untuk
burung-burung itu, nak ?"
"Huh? Mengapa, Anda tidak mungkin menginginkan
burung-burung inikan,
Pak.
Mereka hanyalah burung biasa. Mereka tidak bisa
bersiul merdu. Mereka
bahkan tidak menarik !"
"Berapa ?" Tanya pastur lagi.
Si anak laki-laki itu mengukur kemampuan si pastur
dan menilai si pastur
mungkin gila, dan menjawab, "$10?"

Pastur mengambil dari kantungnya dan mengeluarkan
selembar uang kertas
sepuluh dollar.
Ia taruh di tangan anak laki-laki itu ! Dalam
sekejap, anak laki-laki
itu pun menghilang.
Si pastur memungut sangkar tersebut dan dengan
lembut membawanya Ke
ujung
gang dimana ada sebuah pohon dan tempat yang
berumput.
Sambil meletakkan sangkar itu, ia membuka pintunya,
dan dengan mengetuk
jeruji sangkar pelan-pelan membujuk burung-burung
itu keluar.

Dan, itu tadi menjelaskan mengapa sangkar burung
yang kosong ini di atas
altar ini, lalu pastur mulai menceritakan cerita
ini.

Suatu hari Iblis dan TUHAN sedang bercakap-cakap.
Iblis baru saja datang
dari Taman Firdaus, dan ia nampak rakus dan sedang
membual. "Ya,
tuan, saya baru saja melihat dunia penuh dengan
orang-orang di bawah
sana. Saya pasang perangkap, gunakan umpan yang saya
tahu pasti
mereka tak akan bisa menolak. Kenalah mereka semua!"

"Apa yg akan kau lakukan terhadap mereka ?" tanya
TUHAN.
Iblis menjawab, "Oh, saya akan bersenang-senang !
Saya akan ajarkan mereka bagaimana kawin dan cerai,
bagaimana saling
membenci dan menganiaya satu sama lain, bagaimana
saling minum-minum dan
merokok dan menghujat. Saya akan ajarkan mereka
bagaimana membuat
senjata dan bom dan saling membunuh satu sama lain.
Saya akan
benar-benar senang!"

"Dan apa yang akan kau lakukan terhadap mereka
setelah engkau selesai
dengan itu semua ?" tanya TUHAN.
"Oh, saya akan bunuh mereka," Iblis menatap dengan
bangga.
"Berapa yang kau inginkan untuk mereka ?" tanya
TUHAN.
"Oh, kau tidak mungkin menginginkan orang-orang itu.
Mereka tidaklah
baik.
Mengapa, kau ambil mereka dan mereka hanya akan
membencimu. Mereka akan
meludahimu, menghujatmu dan membunuhmu. Kau tidak
mau orang-orang ini!"

"Berapa ? Ia bertanya lagi. Iblis menatap TUHAN dan
menyeringai, "Semua
darah, airmata, dan jiwamu."
TUHAN berkata, "Baiklah !" Lalu Ia membayar
harganya, dengan darah,
airmata dan jiwaNYA

Pastur memungut sangkar tersebut. Ia membuka
pintunya dan ia melangkah
dari mimbar.

Catatan :
Apa tidak lucu bagaimana orang-orang dengan mudah
membuang Tuhan lalu
heran mengapa dunia menuju ke neraka.
Apa tidak lucu jika seseorang dapat berkata, "Saya
percaya pada Tuhan,"
tapi masih mengikuti Iblis (yang mana juga "percaya"
pada Tuhan).
Apa tidak lucu jika engkau dapat mengirimkan ribuan
lelucon melalui e-mail
lantas menyebar seperti api, tapi saat kau mau
mengirimkan pesan-pesan
mengenai Tuhan, harus berpikir dua kali dulu sebelum
mengirimkannya.
Apa tidak lucu saat kau ingin meneruskan email ini,
kamu tidak akan
mengirimkannya kepada semua orang yang ada di buku
alamatmu,karena kau
tidak yakin bagaimana keyakinan mereka, atau apa
yang mereka pikirkan
terhadapmu.

No comments: