Monday, September 18, 2006

Wish I can be strong like Zhang Da…

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar
biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada
Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta
tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak
lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas
disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang
berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan
menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka mereka pun memutuskan
untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang
Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah
melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk
China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi
Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional ke seluruh
pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang
luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da. Mengikuti kisahnya di
televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini untuk melihat
semangatnya yang luar biasa. Bagi saya Zhang Da sangat istimewa dan
luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar biasa di
antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih tepatnya ia adalah yang terbaik
diantara 140 juta manusia. Tetapi jika kita melihat apa yang
dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan
sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya anak diantara
10 orang yang luar biasa tersebut maka saya bisa katakan bahwa Zhang
Da yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China.

Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang
sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang
sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa
yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap
10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus
sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya
sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak
murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa
Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung
jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian
banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia
ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak
menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan,
melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan
papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan
pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran
baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai
sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan
dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-
buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau
rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia
tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak
bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore
hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-
batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja
sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan
untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi
badannya tetap sehat, segar dan kuat.

ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia
menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan
papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan
papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih.
Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari. Zhang Da
menyuntik sendiri papanya.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir
untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur
sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah
buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar
bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada
pasiennya.
Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri.
Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan
suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan
seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi
saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang
dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian.
Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan
bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk
mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya.
Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih
kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang
hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju
kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, "Zhang Da,
sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan
untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai
kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja.
Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak
pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada
ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi,
mereka bisa membantumu!" Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-
apa. MC pun berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa
membantumu".



Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun
menjawab, "Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa
membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!"
demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.


Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu,
saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa
ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak
minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit
bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang
dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu
kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat
katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya
tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang
paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang
mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi
meninggalkan dia dan papanya. Tidak semua orang bisa sekuat dan
sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap
kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa
untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi
pasti ada jalan keluarnya... ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan. Jadi
janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang
beruntung, sedang mengalami kekalahan... . bangkitlah! karena
sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah
berusaha sekuat kemampuannya. .......

Kesulitan memberi pembelajaran bagi setiap orang

Tergantung orang tersebut memilih jalan hidupnya

Tetap berdiri dan berusaha membuat segala sesuatu menjadi lebih baik

atau memilih jalan kehancuran.. .

Semua kembali pada diri pribadi masing-masing

Sunday, September 17, 2006

Pasangan Dari Tuhan

Bertahun-tahun yang lalu, Aku berdoa kepada Tuhan untuk memberikan pasangan hidup, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab.

Tidak hanya Aku meminta kepada Tuhan, Aku menjelaskan kriteria pasangan yang kuinginkan. Aku menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris. Aku bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini kuimpikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu, Aku menambahkan daftar kriteria yang kuinginkan dalam pasanganku. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hatiku," Hamba-Ku, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."
Aku bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskannya kepada-Mu. Adalah suatu ketidak adilan dan ketidak benaran bagi-Ku untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni; tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepadaku, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang.

Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid.

Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu."
Ini untuk: yang baru saja menikah, yang sudah menikah, yang akan menikah, dan yang sedang mencari