Thursday, December 01, 2005

Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh

KSATRIA, PUTRI dan BINTANG JATUH


Ksatria jatuh cinta pada putri bungsu dari kerajaan bidadari.
Sang Putri naik ke langit dan Ksatria pun bingung.

Ksatria pintar naik kuda dan bermain pedang,
namun tidak tahu caranya terbang.
Ksatria keluar dari kastil untuk belajar terbang pada kupu – kupu,
namun kupu – kupu hanya bisa menempatkannya di pucuk pohon.

Ksatria lalu belajar pada burung gereja,
namun burung gereja hanya mampu membawanya ke atas menara.

Ksatria kemudian berguru kepada burung elang,
burung elang hanya mampu membawanya ke puncak gunung.
Tak ada unggas bersayap yang mampu terbang lebih tinggi lagi.

Ksatria sedih, tapi tak putus asa.

Ksatria memohon kepada angin.
Angin mengajarinya berkeliling mengitari bumi,
lebih tinggi dari gunung dan awan.

Namun sang Putri masih jauh di awang – awang,
Dan tak ada angin yang mampu menusuk langit.
Ksatria sedih dan kali ini ia putus asa.

Sampai satu malam ada bintang jatuh,
yang berhenti mendengar tangis dukanya.
Ia menawari Ksatria itu untuk mampu melesat secepat cahaya.
Melesat lebih cepat dari kilat dan setinggi sejuta langit dijadikan satu.
Namun kalau Ksatria tak mampu mendarat tepat di Putrinya,
maka ia akan mati.
Hancur dalam kecepatan yang membahayakan,
menjadi serbuk yang membedaki langit, dan tamat.

Ksatria setuju.

Ia relakan seluruh kepercayaannya pada Bintang Jatuh, menjadi sebuah nyawa.
Dan ia relakan nyawa itu bergantung,
hanya pada serpih detik yang mematikan.

Bintang Jatuh menggenggam tangannya.
“Inilah perjalanan sebuah Cinta Sejati”, Bintang Jatuh berbisik
“tutuplah matamu, Ksatria. Katakan untuk berhenti,
bila hatimu merasakan keberadaannya”

Melesatlah mereka berdua.
Dingin yang tak terhingga serasa merobek hati Ksatria mungil,
Namun hangat jiwanya diterangi rasa cinta.
Dan ia merasakannya………… “berhenti!”

Bintang jatuh melihat ke bawah,
dan ia pun melihat sesosok Putri cantik yang tengah kesepian.

Bersinar bagaikan orion di tengah kelamnya galaksi.

Ia pun jatuh hati.

Dilepaskannya genggaman itu.
Sewujud nyawa yang terbentuk atas cinta dan percaya.
Ksatria melesat menuju kehancuran.
Sementara sang Bintang mendarat turun,
untuk mendapatkan sang Putri.

Ksatria yang malang.

Sebagai balasannya, di langit kutub dilukiskan Aurora.
Untuk mengenang kehalusan dan ketulusan hati Ksatria.










Ksatria adalah aku, Putri adalah .................., dan entah siapa Bintang Jatuh itu..................




(di sore hari ketika hujan lebat mengguyur kota bandung)

No comments: