Wednesday, September 14, 2005

Duet Termurah Konektivitas Vs Baterai

Dua ponsel ini, Siemens AX75 dan Philips Xenium 9@98, adalah pilihan termurah yang pantas dipertimbangkan pengguna. Satu unggul dalam konektivitas, satu lagi dalam ketahanan baterai. Keduanya keluaran baru dan bergaransi resmi ATPM alias vendor.

Philips Xenium 9@98
Ada satu tradisi dan satu kebiasaan yang relatif dipertahankan oleh ponsel Philips seri Xenium. Tradisinya, Xenium identik dengan ponsel yang hemat baterai. Hal itu masih dipertahankan pada tipe 9@98 ini. Di leaflet, Philips mengklaim bahwa sekali di-charge, baterai ponsel berharga jual Rp 1,2 juta itu sanggup digunakan untuk bersiaga hingga satu bulan. Untuk amannya, mengingat kondisi jaringan operator seluler tak selalu optimal, anggap saja kemampuan siaganya satu minggu. Masih tergolong lama, bukan?

Sedangkan satu kebiasaan yang ada, spesifikasi ponsel seri Xenium acapkali tertinggal satu langkah dibandingkan ponsel tipe lain. Hal serupa kembali terjadi pada 9@98. Ketika ponsel tipe lain, baik keluaran Philips maupun produsen lain, telah banyak berlayar 65.536 warna serta mendukung layanan GPRS maupun MMS, 9@98 seolah tak memedulikan hal itu.

Ponsel dual band GSM 900/1800 yang memiliki tampilan fisik mirip 9@9++ itu hanya dibekali layar CSTN 4.096 warna dan nada dering 16 polynote. GPRS, MMS, inframerah, dan bluetooth takkan bisa dijumpai di 9@98.

Fitur lain ponsel berdimensi fisik 107 x 45 x 19,2 mm dan berat 94 gram itu terbilang biasa-biasa saja. Di antaranya, phone book berkapasitas sampai 1.000 nama secara multiple entry dan penyimpanan SMS hingga 250 pesan. Tiga game yang tersedia di ponsel tersebut ialah Snake, Master Mind, dan--yang seolah sudah menjadi jiwa ponsel Philips-Brick.

Toh, meski fiturnya terbatas, 9@98 tetap bisa menjadi alternatif menarik dan termurah bagi segmen tertentu. Yakni, pengguna yang lebih mementingkan daya tahan baterai daripada aneka fitur yang praktiknya juga jarang dipakai.



Siemens AX75

Ponsel keluaran Siemens beberapa tahun terakhir cenderung bernasib suram di Indonesia. Calon pembeli relatif enggan meliriknya. Harus diakui, hal itu terjadi akibat berbagai faktor. Selain kalah popularitas, tak jarang fitur ponsel yang berawal mula di Jerman itu "ketinggalan kereta", plus penetapan harga yang terkesan terlalu mahal.

Hal serupa seharusnya tak terjadi pada AX75. Sebab, menurut penulis, ponsel ini adalah pilihan menarik bagi pengguna yang membutuhkan konektivitas melalui inframerah. Dalam uji coba yang dilakukan penulis, kala dipadukan dengan laptop atau personal digital assistant (PDA) dan difungsikan sebagai modem GPRS, koneksi berlangsung lancar. Begitu pula saat ia dikoneksikan dengan FunSMS, aplikasi SMS terpopuler PDA bersistem operasi Palm. Aktivitas mengirim dan menerima SMS tak ada kendala.

Bila dilihat sepintas, tampilan fisik AX75 tergolong manis. Tidak terlalu maskulin, namun juga tidak terlalu feminin. Ukurannya 106 x 47 x 18 mm sehingga relatif nyaman digenggam maupun dikantungi. Bobotnya yang 76 gram tergolong ringan.

Terkait spesifikasi, ponsel triple band GSM 900/1800/1900 itu memanfaatkan layar CSTN 65.536 warna. Ia bernada dering 32 polynote serta mendukung layanan GPRS dan MMS. Ada pula perekam suara yang menghasilkan file berformat wav. Kalau mau, file itu bisa dijadikan sebagai nada dering panggilan telepon masuk atau SMS.

Fitur lainnya, di antaranya, alarm, kalender, currency converter, stopwatch, dan kalkulator. Berikutnya, countdown timer, voice command, voice dial, dan speaker phone.

Empat game dan aplikasi telah diinstalasikan. Yaitu, Marble Crossing, Sea Battle, Wappo 2, dan Survival Dictionary. Aplikasi yang disebut terakhir itu dapat dimanfaatkan pengguna saat berada di luar negeri dan harus melakukan percakapan sederhana.

Bila mengacu pada iklan display di berbagai media cetak, harga jual ponsel tersebut Rp 995 ribu. Sedangkan praktiknya, gerai ponsel menjualnya Rp 975-985 ribu. Nah, dengan harga sebesar itu, AX75 tampil sebagai ponsel baru dan bergaransi resmi yang mempunyai harga jual termurah.

Sekadar pembanding, Sony Ericsson J200i yang berharga jual sekitar Rp 875 ribu dibekali pula dengan inframerah. Namun, kinerja inframerahnya di bawah AX75. Ia tak bisa dimanfaatkan sebagai modem GPRS maupun dihubungkan dengan FunSMS. J200i juga tidak mendukung layanan MMS. Satu sisi plus ponsel bertampilan fisik menarik keluaran Sony Ericsson itu, nada dering polifoniknya lebih prima ketimbang AX75.

No comments: